Sabtu, 19 Februari 2011

Mengapa Pertanian tidak favorit lagi ,,,,?

Kalau membahas hal ini tidak lepas dari suatu siklus ...
siklus dmna punya hubungan dengan berbagai kaitan seperti :
*Pemerintah yg bernanung dalam Departemen Pertanian RI ,,
*Alumni Fakultas Pertanian ,,,
*Mahasiswa Fakultas Pertanian ,,
*Dosen Fakultas Pertanian ,,
*dan yg paling penting adalah Petani nya ..

ini merupakan kaitan yg komples tentunya tp memberikan efek nyata pada perubahan dan peningkatan SDM ( Petani ),,tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi berbagai persoalan dalam membahas konsep ataupun menjalankan nya. seperti kata orang bijak

                " Janganlah Puas dengan rasa kenyamanan Pada suatu kondisi A 
                                tanpa mengetahui kondisi B itu bagaimana..."


ini bukanlah metode perjudian di Las Vegas ,,
atau bermain di selancar di suatu pantai yg kita tdk tahu bagaimana keadaannya ,,
atau mengelilingi Bumi dengan berjalan kaki...
hal di atas adalah sangat berbahaya apabila diterapkan dengan mengambil kebijakan Pertanian apalagi di Indonesia yg mayoritas penduduknya adalah Petani.

Dari kekuataan SDM nya dan Luasnya Lahan di Indonesia seharusnya ini bisa ASET dan menjadikan Negara Ini Macan Asia Kembali...Tapi Nyata-nya keterpurukan dan kesenjangan sosial yang makin di alami oleh Bangsa Ini,,,Pemanfataan SDM dan SDA jauh dari kata rata-rata..


* SDM / Masyarakat ini / Petani ini seolah-olah didiami untuk mati secara perlahan.
   kenapa ????????? ini masih menjadi pertanyaan besar di hati penulis...

* SDA banyak sudah terdengar kabar alih fungsi lahan pertanian untuk dijadikan MALL,,HOTEL,,DISKOTIK,,PERUMAHAN dll..dan. Alih-alih isu bahwa karena Pertanian sudah merusak lahan,,karena rusak lantas di alih fungsikan untuk hal yg lebih berguna....?
Ya,, berguna untuk kaum Dompet Tebal...lantas lihatlah keluhan  nasib Para Petani sekarang  :
     * lahan sudah jarang ditemukan,,
     * harga untuk membeli lahan mahal,,
Ini salah siapa,,,Ini salah Pemerintah...Pemerintah yang malas,,Pemerintah yang mudah membuat Surat Agraria demi sejumlah Uang,,Pemerintah mudah memberikan IMB kepada mereka yg berdompet tebal,, Hancurnya hubungan antara Para Pengambil Keputusan dengan Para Petani.

Belum lagi mereka harus bersaing untuk mendapatkan Pupuk,,Pestisida,,dan Pemasaran Hasil,,serta dampak ACFTA.. sangat berat terasa tapi inilah Indonesia ku,,,Indonesia Mu,,Indonesia kita..

ego yg melambung tinggi yg lebih tinggi dari kepala Sang GARUDA ...
mencoba menjadikan INDONESIA menjadi Negara Industri,,,Negara Teknologi,,,,Negara yg selalu mengadopsi berbagai inovasi baru untuk diadopsi di Negara ini..
sepertinya harus berkaca kembali dengan Budaya ,,sosial ,,,dan ekonomi..

Disini juga ku mengkaji rendahnya minat untuk memasuki Fakultas Pertanian ,,, dengan berbagai alasan tentunya.. ini bukan salah dari Calon Mahasiswa Fakultas Pertanian terlebih disebabkan oleh Alumni Fakultas Pertanian yg tidak menekuni disiplin ILMU nya,,terlihat hanya beberapa persen yang mau terjun kembali ke Pertanian selebihnya I dont know..
Hanya beberapa persen inilah yang membuat Fakultas Pertanian masih
berjalan sesuai fungsinya ...*menurut saya


malang melintang di Negara Indonesia  Fakultas Pertanian belum / kurang menunjukkan taring nya sebagai Pencetak - Pencetak Cendikiawan Pertanian...
Mengapa demikian...?
dlihat dari silabus mata kuliah Fakultas Pertanian memberi bobot 67 % untuk Teori dan 33 % untuk Pratikum..seharusnya sebagai Fakultas Pertanian memberi lebih kepada Pratikum atau kegiatan lapangan  karena Fakultas Pertanian akan melepas Mahasiwanya  ke lapangan.
Inilah alasan mengapa Para Alumni  Fakultas Pertanian jarang berkecimpuk di Pertanian,,merasa lebih banyak mendapatkan Teori daripada Pratek nya sehingga timbul anggapan kurang siap. Kalau sudah begini kan belajar selama  + 3 tahun 8 bulan kan terasa sia-sia.

menurut Penulis : sebaiknya Indeks BAN PT itu dapat dilihat dampak Nyata yang ditimbulkan oleh Alumni kepada disiplin ILMU nya bukan dari mewahnya Gedung,,Gelar dosen yg berderet dll...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar