Selasa, 10 Januari 2012

Di Swiss Gaji Guru Melebihi Anggota DPR

Assalammu'alaikum Wr.Wb.

pagi ini ketika saya bangun dan siap2 kuliah, seperti biasa saya baca Jawa Pos dulu.Pada hal 4 koran tersebut pagi ini (2 Mei 2011), dalam memperinggati hari Pendidikan Nasional Duta Besar RI di Swiss, Bapak Djoko Susilo memberikan sebuat tulisan yang menarik


Di negara Swiss, Gaji seorang Guru rata-rata 15.000 Franc Swiss per Bulan, itu sekitar 140 jt Rupiah!
Padahal UMR disana sekitar 3.000 Franc Swiss, dan rata-rata gaji Anggota DPR swiss sekitar 10.000 Franc Swiss

Bisa dikatakan Pemerintahan disana sangat menghargai Pendidikan. Untuk biaya S1 disana, perbulan sekitar Rp 900.000 (kalau dirupiahkan). Untuk S2 malah turun, sekitar Rp. 500.000 (kalau dirupiahkan) dan S3 cuma Rp 650.000!

gila!
padahal kalau di kota saya di sebuah PTN S2 aja perbulan bisa Rp 1.000.000 lebih per bulannya

Setelah saya telaah lebih lanjut, mengapa Swiss begitu perhatiaan dengan Pendidikan karena ini kawan..

Kampus dan Pendidikan adalah sebuah tempat untuk Riset dan Penelitian

Tidak heran Swiss adalah negar penghasil Ilmuwan terbesar dunia,
salah satunya

Albert Einstein





Ya beliau berasal dari sana, dia Alumni ETH Zuric.

Dan yang membuat kita tercenggang lagi adalah,
mereka meneliti tentang Kopi Luwak !




Merek kopi disana yang terkenal adalah Nespresso Coffe
setiap tahun Perusahaan Nespresso berhasil menyumbang devisa swiss
sebesar 9,5 Milliar US Dollar!

gila!









Padahal disini Kopi tidak diteliti dan dipedulikan. Menurut anda kenapa ya, kita tidak mau meneliti?
padahal sumber daya alam begitu melimpah ruah. Yang mengherankan lagi adalah Perguruan Tinggi kita seakan-akan cuma menghasilkan pegawai, mengejar IP untuk membuktikan Pintar, dan mencari Kerja. Sudah selesai.

Bukankah lebih baik kalau perguruan tinggi menjadi tempat ajang riset seperti di Swiss,
bagaimana menurut anda kawan?


dari tetangga sebelah.

Rabu, 04 Januari 2012

saya hanya ingin menjadi orang yang biasa.

Derai Hujan membasahi pagi yang indah ini,ketika saya mencoba untuk tidur Pukul 04.00 pagi.
dan mencoba bangun Pukul 06.00 pagi, untuk menjumpai seseorang.
ternyata nyaman-nya kasur di kamar membuat Gagal segalanya, dan
bertepat pukul 08.00 pagi waktu di arloji saya hendak menuju kampus "XXI"
Dengan berbagai tujuan akademisi yang membutakan mata saya.

melangkah perlahan dari kosan menuju kampus,
merasakan suasana pagi yang indah dan sangat indah membelai lembut jauh ke dalam raga ini,
memberikan salam hangat khas yang membuat pancaran senyuman mekar di waktu yang pas.

langkah demi langkah terasa dentingan waktu terus memacu ke dalam menyampaikan isyarat yang tidak akan bisa terulang, demikian pula hal-nya dengan perjalanan kaki saya. Langkah kaki saya tepat berhenti di depan ruang SEKSI AKADEMIK tepat pukul 08.05 pagi. Dengan senyuman maut menyapa Para Kepala Preman  yang duduk di belakang meja dan di hadapan PC mereka masing-masing.

menegur sejenak untuk menyampaikan niat, mengambil kartu Ujian dan Urusan Kerja Lapangan.
terlebih dahulu menanyakan Kartu Ujian Akhir Semester, saya sudah tahu kalau absensi saya kurang 0,77 % untuk dapat mengikuti Ujian sudah membawa surat sakit. tetapi yang saya dapatkan adalah NASIHAT-NASIHAT Yang tidak tertuju kepada saya, semua saya anggap MINIM Nilai. Dengan Mudah mengatakan sebentar diurus, tetapi yang ada saya diomelin dari A-Z. waktu yang amat sangat lama untuk menaikkan presentase kehadiran itu. Hampir saja saya melupakan adanya Tuhan, sudah emosi naik menuju Ubun-Ubun dan siap untuk menghancurkan segalanya. Tetapi itu adalah Teori Zaman Klasik, sekarang cenderung bermain ke Pendiktean Mental dan Melemahkan Jiwa. Bertahan selama hampir 80 menit di ruangan yang sangat aman menjijikan itu, akhirnya saya menyelesaikan Kartu Ujian itu. tapi tidak untuk Kerja Lapangan (KL) mencoba kembali bertanya dengan senyuman, malah di jawab SUDAH BACA BUKU PANDUAN AKADEMIK,mas...?  Tipikal manusia yang tidak menghargai, semua hanya dilihat dari Status Sosial seseorang. Dengan kembali tersenyum,mengucapkan terima kasih,pak atas jidat mu yang nonggol itu.
Belum lagi jika ada Masalah dengan Key-In yang disalahkan selalu Mahasiswa, sudah jelas Bandwitch-nya rendah yang menggunakan fasilitas itu sekitar 1000-an orang, tentu bakal lama. melaporkan ke sana. Malah diceramahin yang dibilang cari Dosen Enak-lah, Malas Mikir Jadwal-lah, dll.

terlambat bayar BOP dan SPP mengahadap WADEK I,
yang tipikal-nya sedikit memberikan masukan dan lumayan baik. Tim dari KEPALA PREMAN sudah malas dan Kalah dalam adu Argumen maka dituju lah PAK WADEK I.

Sudah Bayar BOP dan SPP juga,tetapi pelayanan dari KEPALA PREMAN sangat memprihatinkan. menurut saya yang dinilai dari beberapa mahasiswa  NILAI KEPUASAAN MAHASISWA di kampus saya kurang dari 5% dari seluruh Mahasiswa.keadaan yang sudah sedemikian, Tidak ada yang berani MENYUARAKAN akan hal ini. Sehingga, Hal tersebut sudah menjadi WARISAN ABADI dari MAHASISWA.  Nama-nya juga Butuh,mas _salah satu mahasiswa yang pernah saya wawancarai, terlihat sangat pasrah sempurna untuk sistem yang tidak lebih dari SAMPAH.

seperti kata orang Bijak ,
"Penguasa selalu takut pada 'orang biasa'. Orang-orang biasa punya perspektif yang jernih karena ia tak punya keuntungan pribadi yang menjadi taruhan. Mungkin mereka bukan tokoh revolusioner, tapi perubahan  yang radikal selalu terjadi bersama orang-orang biasa. Kekuatan ada pada orang-orang biasa. Merekalah yang memutar sejarah, bukan 'tokoh-tokoh'.

Para wakil Mahasiswa kami, berlindung dibalik Nama Besar DEWAN MAHASISWA. mengatas namakan MAHASISWA untuk mencapai keuntungan baik Popularitas,Materi dan Non teknis lain-nya. Berhati-hati lah anda terhadap Kaum seperti KAMI ( MAHASISWA BIASA).

Ingat kata Bung Karno, " Berikan Pada Ku 100 orang Pemuda saya akan menguncang Dunia ". saya percaya The Power Of  People itu masih ada. Sampai kapan nasib KAMI dan generasi KAMI akan terus dilemahkan begini. Kami Tidak Membutuhkan Pemimpin Menang TAMPANG dan POPULER, KAMI BUTUH PEMIMPIN YANG PEDULI terhadap KAMI.

Kalau tidak ada Pemimpin ataupun tidak bernyali untuk mendobrak meja Para Penguasa,
izinkan Kami untuk mem BUMI HANGUS-kan (dalam arti kata mengubah sistem yang lama itu).
karena kemerdekaan itu adalah HAK SEGALA BANGSA..

Kebaikan suatu Kebijakan akan terlihat dari Buah yang Ranum nan Indah,
memang butuh kesabaran untuk menghasilkan Buah Yang ranum nan indah itu,

Semoga saja Kebebesan untuk Berpikir dan Menulis tidak ikut ditekan.
kalau Hal itu terjadi saya yang pertama melakukan
AKSI LOMPAT DARI GEDUNG PENCAKAR LANGIT.

Salam Revolusi Sejati..