Rabu, 02 Januari 2013

kita dan mereka...

tahapan yang mungkin anggap adalah kejenuhan dari seorang mahasiswa.tak mengerti apakah yang
terjadi di persimpangan jalan ini, cerita ini diilhami pada
tanggal 30 desember 2012 hari minggu sampai dengan 1 januari 2013.
tidak-kah semua itu berawal dari sang khalik dan berakhir untuk sang khalik itu juga. Hal itu semakin
terasa memilukan karena tanggal 30-12-2012 itu adalah hari minggu dimana umat nasrani beribadah kepada sang khalik penguasa dan pemimpin Bumi ini. dari awal pagi saya sudah berkemas untuk acara ke Gn. Sumbing berharap akan datang sebuah cahaya terang sebagai penyemangat hari-hari ku di jogja yang semakin pekat dengan kejenuhan. Pagi itu aku hanya pamit ke bapa di surga yesus kristus, dan sang bapa mengizinkan untuk melangkah dan pergi untuk mencari suasana baru diluar kenikmatan yang terus ku rasakan. ya, benar saja akan hal itu aku adalah manusia yang gak suka diomelin orang harus membonceng orang yang super bawel dan takut perjalanan selama 4 jam lebih di atas motor harus dinikmati dengan lapang dada. nah loh,sampai-lah di lereng gunung memakirkan motor di base camp pendaki untuk mengamankan dari hal kehilangan kendaraan. sebelum sampai di base-camp kami semua sudah disambut dengan mereka-mereka yang halus dan hembusan bau kemenyan yang darimana berasal saya tidak tahu.perjalanan sampai puncak hanya sekitar 6 sampai 8 jam dan jauhnya 7 km, karena treknya yang luar biasa keren maka harus berhati-hati. rasa kekeluargaan semakin terpacu kuat ketika pembagian minum 8 botol air harus bertahan selama 2 hari 1 malam. dan tidak ambil pusing, botol yang sudah diisi ulang dengan air sungai. dan air itu rasanya luar biasa segar,percaya deh..!!! alam telah menyediakan semua kebutuhan manusia karena manusia-lah alam menjadi liar. (begitu kira-kira tulisan di makam alm.tri ananto 1979-2006). mereka yang tidak percaya cobalah tanpa dimasak. pendakian kami hentikan di Pos 2 kami rasa rintihan hujan menyudahi langkah kami dan bercamping disana.

di perjalanan saya tidak terlalu mengikuti keadaan sekitar saya, saya hanya konsentrasi akan sampai di tujuan karena alasan trauma yang mendalam kala itu. dan campuran dari teman boncengan yang super bawel dan cerewet membuat perjalanan gak asyik.
tepat pukul 19.30 di arloji saya. tanpa babibu kami istirahat dan mengeluarkan segala macam logistik untuk menambah tenaga kali saja hujan tidak  lama menghampiri bumi. tenyata prediksi kami jauh berbeda hujan menyapa kami begitu lembut sampai pukul 23.00. tepat pukul 20.30 badan saya merasa mengigil hebat satu ketakutan saya yaitu hipotermia. pelajaran hipotermia bisa membunuh dan salah satu pembunuh berdarah dingin kalau di hutan.
tidak lama kemudian beberapa teman cowok kami mendirikan camp untuk beristirahat berharap bisa mengejar sunrise di ufuk timur keesokan harinya. sambil
terus memegangi lilin untuk hangat saya tetap berdoa dan tetap melewat dingin yang hebat. 10 menit sudah selesai-lah camp untuk cewek, tinggal menunggu camp cowok 10 menit lagi. karena menunggu adalah pelajaran yang sulit diterima saya masih mencercau tak karuan. 10 menit sudah berlalu camp cowok sudah berdiri, ambil sleeping bed dan menyuruh teman-teman cowok untuk menghangatkan tubuh yang dingin ini. hal ini sampai pukul 20.30. berharap untuk istirahat hanya impian kosong ternyata tendanya tanpa lapisan bawah sehingga air merembes dari tanah dan membasahi tubuh teman kami dan satu lagi teman kami menggigil hebat juga. berharap air bisa kering karena panas tubuh ternyata salah malah teman kami kalah. dan harus membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya, bermodalkan kolor + sleeping bed dia berharap melanjutkan tidur, 30 menit merasa nyaman akan tidur. hanya omong kosong kaki-nya terkena air dan kedinginan hebat kembali ternyata mereka bangun tenda dkat dengan parit yang dibuat pendaki lainnya. rasa dingin itu tidak bisa ditawar lagi, dia bangun dan mencari-cari alas yang bisa menghinggapi tubuhnya agar hangat. hanya omong kosng. akhirnya dengan suka rela kami (aku+ denovan) menawarkan celana dan baju untuk dipakainya. maka dia seperti penjelmaan kedua manusia yang berbeda. 
tidak sampai disitu kami harus terbangun karena cacing dalam perut sudah berontak dan meminta bagian makan,karena perut kami dalam keadaan kosong maka si cacing terus bernyanyi ala rocker's ala candil serius band. hahhaha.. kami masak air + mie instan tapi dengan sejuta usaha dari denovan ( mulai dari kompor yang bermasalah, gas yang dibawa bocor sampai perjuangan untuk meminta api semua adalah pinjaman kecuali gas pembakar). Haahahahha,,, mau makan aja perjuangan amat padahal bahan sudah lengkap. inilah serunya jadi anak gunung. jangan berharap akan menemukan burjo,carrefour,K-24 atau brand trade lainnya.

makan-minum rampung sampai jam 1-an kami bernia
t untuk menghabiskan malam untuk tidak tidur tapi ada daya hujan kembali menggangu obrolan dan tibalah untuk tidur ala anak punk ditangkap menundukan kepala ke dengkul kaki sprti jongkok. lumayan bisa tidur setelah perut terisi 2-an tidur lalu bangun ingin jumpa sun-rise. ber-7 (4 cowok,,3 cewek tangguh). ada pengalaman menarik ketika pagi ini dimana kami diikuti oleh gerombolan makhluk yang ingin bersenang-senang kepada kami alias memainkan kami dengan senda gurau ala mereka tapi gagal semua krn pemimpin mereka adalah manusia sendiri. dan manusia dipimpin oleh sang khalik. pagi itu banyak melihat serigala,monyet dan segala macam gaib yang gak jelas bentuknya. raungan serigala hampir menyicutkan nyali ku untuk mendaki sampai atas (puncak) karena didasarkan keinginan yang lebih maka mencoba untuk melangkah dan terus melangkah sampai pos -3, disanalah probelm kaki,perut dan segalanya berkecamuk.
tapi memang gak sampai puncak karena persoalan kaki kiri yang tidak bisa diajak kompromi. dua orang tidak sanggup mengikuti perjalanan kami pulang dan teman yang lain melanjutkan perjalanan sampai di watu kotak. karena persoalan batere kamera sih, katanya. Hahahah..

sedangkan aku dan
teman yang cerewet turun. sekitar 40 menit untuk turun. nah,
tiada kesan karena satu pikiran saya harus turun dan lapar yang melanda begitu hebat. sampai bawah beres-bereskan tenda dan masak. masak juga harus ada perjuangannya loh, kami mengan
tri kompor dengan sesama pendaki karena mereka masih masak. sambil menunggu mereka kami beres-beres,lipat-lipat peralatan tidur sampai tenda. nah rasa capek sudah menghampiri lagi sesama
teman pendaki memberi kami 2 tusuk bakso + ikan sarden untuk kami lahap, tanpa babibu saya ambil karena lumayan menurut ku.
sambil menunggu teman-teman dari atas untuk menyelesaikan petualangan mereka kami masak untuk makan yaitu indomie rebus rasah mbyar jam 8.42 denovan turun,langsung saja diajak mengambil air di bawah sampai di tempat camp kami, 
menunggu yang lain berkemas dan pulang.


dan
ternyata kesimpulan yang didapatkan mereka ada dan kita ada.