Sabtu, 08 Januari 2011

Keindahan Alam Danau Toba serta Daya Tarik Pendukung nya

Keindahan kawasan Danau Toba
Gambar 1. Batas administrasi dan perairan di Danau Toba.
Gambar 1. Batas administrasi dan perairan di Danau Toba.
Danau toba adalah danau terbesar di Indonesia yang terletak di Propinsi Sumatra Utara yang berjarak 176 km ke barat dari ibukota propinsi ini yaitu Medan. Danau Toba dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dari Medan dengan jarak tempuh sekitar tiga sampai empat jam. Dengan pesawat menuju kota Medan hanya memakan waktu 40 menit dari Singapura dan 2 jam dari Jakarta, ibukota Indonesia.
Sebagai danau hasil volcano tektonik terbesar di dunia, dengan panjang danau 87 km dari baratdaya ke tenggara dan lebar 27 km, lokasi ketinggian 904 meter di atas permukaan laut dan kedalaman maksimal 505 meter, danau ini menjadi salah satu aset pariwisata yang penting bagi Indonesia. Keindahan alam Danau Toba telah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Perairan danau yang biru, penduduk yang sangat ramah dan budaya Batak yang sangat mempesona, menarik wisatawan dari seluruh dunia dengan tujuan menikmati pemandangan Danau. Pada bagian tengah danau terdapat pulau indah yang dikenal dengan Samosir.
Berkeliling dari tepi danau hingga pulau Samosir adalah suatu petualangan agung dan sangat mengesankan bagi para pengunjung. Danau Toba meliputi luasan daerah 3,658 km2, dengan luas permukaan danau 1,103 km2. Sisa dari luasan area tersebut sekitar 43% merupakan bukit-bukit dan 30% bergunung-gunung, dengan puncak tertinggi 2,000 m di atas permukaan laut.
Lingkungan biota (flora dan fauna) yang menarik, suhu udara yang dingin dan lingkungan yang menyegarkan, udara bersih, lahan yang subur menjadikan tempat ini sebagai tempat ideal untuk tempat tinggal manusia
Tidak heran berabad-abad yang lalu nenek moyang dari Suku Batak memilihnya sebagai lokasi tempat tinggal permanen mereka. Di tempat inilah keturunan mereka berkembang menjadi lima kelompok kesukuan Batak, yakni dikenal dengan Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun dan Toba. Pulau Samosir dan tepi danau Toba menjadi lokasi perkembangan dari budaya Batak asli, yang mengandung budaya yang tinggi dari nilai sejarah dan peninggalannya, budaya dan seninya. Sesungguhnya, budaya Batak masih hidup dan dapat disaksikan di sini, yang masih terpelihara dalam format aslinya.
Posisi geografis yang unik juga terlihat karakter sumber mata pencahariannya yang penting bagi pengembangan ekonomi, yang sebagian besar diperoleh dari perairan yang bersih, sumber daya yang berlimpah-limpah dan hutan hujan tropis yang lebat. Danau Toba terletak di pusat suatu puncak topografi dengan panjang 300 km, dengan beda tinggi berkisar antara 100-1,000 m di dalam peta topografi Sumatra Utara. Puncak morfologi ini biasanya disebut Batak Tumor yang sejajar dengan arah memanjang Pulau Sumatra.
Badan air Danau Toba dengan luas 1.103 km2 yang menempati 3 area, Pulau Samosir di dalam danau mempunyai luas daratan 647 km2 dan suatu Pulau Pardapur yang lebih kecil dengan luas area 7 km2. Panjang danau adalah 87 km, dengan ukuran panjang keliling danau 294 km. Area cekungan danau dikelilingi oleh batuan vulkanik, dengan tinggian yang berkisar antara 400 hingga 1200 m di atas muka air danau. Danau ini terletak pada garis lintang dan garis bujur antara 98030′ BT; 3005′ LS dan 99020 BT’; 2040′ LS.
Batas perairan Danau Toba meliputi suatu area seluas 3,704 km2 yang terbagi ke dalam lima Kabupaten, yaitu. Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Dairi dan Karo. Di wilayah Danau Toba, terdapat suatu area untuk tujuan konservasi yang berfungsi sebagai resapan air, pengendalian polusi udara, pencegahan erosi lahan dan stabilisasi lahan.
Kabupaten Toba Samosir yang terdiri dari duabelas kecamatan merupakan daerah paling besar dari seluruh batas perairan (64%), yang diikuti oleh Kabupaten Tapanuli Utara empat kecamatan (21%), lima kecamatan di Kabupaten Simalungun (10%), Kabupaten Karo satu kecamatan (3%) dan satu kecamatan di Kabupaten Dairi (2%), (gambar 1).
Duapuluhtiga (23) daerah yang terbagi dalam lima (5) kabupaten telah termasuk dalam area perairan danau Toba, yaitu antara lain, 1)Sianjur Mula-mula, Harian, Simanindo, Pangururan, Palipi, Onanrunggu, Onanrunggu Timur, Lumbanjulu, Porsea, Silaen, Laguboti dan Balige di Kabupaten Toba Samosir; 2)Silimakuta, Purba, Dolok Pardamean, Sidamanik dan Girsang Sipanganbolon di Kabupaten Simalungun; 3)Doloksanggul, Muara, Lintongnihuta and Siborong-borong of Kabupaten Tapanuli Utara; 4)Merek di Kabupaten Karo; dan 5)Sumbul di Kabupaten Dairi.
Kegiatan kepariwisataan
Cekungan Danau Toba memberikan suatu kontribusi cukup besar dalam pengembangan ekonomi lokal, daerah, maupun ekonomi nasional. Keindahan alam dan kesempurnaan budaya Batak telah menimbulkan kegiatan pariwisata yang menyediakan manfaat ekonomi kepada masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Letak geografis Danau Toba yang unik memiliki sejumlah potensi ekonomi yang dapat digunakan untuk kepentingan luas masyarakat, terutama sebagai sumber air bersih yang besar, dan hutan tropis yang dapat menarik minat dari investor untuk menanam modal di daerah ini bagi pengembangan kepariwisataan yang ramah lingkungan.
Dari segi estetika, daya pikat Danau Toba terdapat dalam kecantikan alamnya yang sangat terkenal di dunia internasional. Dari sudut manapun danau tersebut menggiurkan dan dapat membuat setiap pendatang seperti yang sedang dibuai oleh perasaan sangat gembira. Kecantikan dari tiap sudut Danau Toba, dengan bukit hijau yang merias Pergunungan Bukit Barisan yang diselimuti dengan air terjun yang menghiasinya membuat wisatawan yang datang ke kawasan Toba dapat menyaksikan atraksi alam yang sangat agung. Pulau Samosir dan garis pantai Danau Toba menjadi pusat kelahiran Budaya Toba Batak dan rumah peninggalan budaya dan historis yang tidak ternilai harganya. Di tempat ini, budaya Batak masih kental dan tersaji dalam bentuk aslinya. Modernisasi telah menyebabkan migrasi penduduk dan saat ini ada banyak penduduk Batak yang tinggal di luar daerah itu dibanding yang tinggal di sekitar tempat itu atau di sekitar Danau Toba. Meskipun demikian, kota asal ini tetap merupakan identitas mereka sebagai Batak kendati mereka tinggal di tempat jauh sekali. Total penduduk dari lima daerah wisata utama Danau Toba terdiri dari Tomok/ Simanindo, Balige, Porsea, Ajibata dan Parapat adalah 102,477 orang atau 17% dari jumlah penduduk seluruhnya yang tinggal di batas perairan Danau Toba. Kegiatan pariwisata di sekitar kawasan Danau Toba, telah mendorong pengembangan 168 hotel, dari yang tradisional/Batak home-stay sampai hotel bintang empat.
Keunikan geofisik dan sejarah terbentuknya Danau Toba sebagai daya tarik geowisata
gambar 2. Citra satelit Pulau Sumatera yang menunjukkan arah pergerakan Lempeng Australia (Australia Plete) dan Lempeng Eurasia (Eurasia Plate). Nampak, kawasan kaldera Danau Toba bersebelahan dengan Patahan Besar Sumatera (Great Sumatera Fault – GSF) (sumber: www.geology.sdsu.edu).
gambar 2. Citra satelit Pulau Sumatera yang menunjukkan arah pergerakan Lempeng Australia (Australia Plete) dan Lempeng Eurasia (Eurasia Plate). Nampak, kawasan kaldera Danau Toba bersebelahan dengan Patahan Besar Sumatera (Great Sumatera Fault – GSF) (sumber: www.geology.sdsu.edu).
Geologi Danau Toba telah menjadi suatu topik yang menarik untuk dipelajari. Secara geologi, pembentukan danau ini merupakan hasil suatu aktivitas volkanik besar sepanjang zaman Kuarter atau dua setengah juta tahun yang lalu. Perlu diketahui bahwa bagian barat Pulau Sumatera merupakan sistem busur vulkanik yang memanjang dari Aceh hingga di Teluk Lampung. Busur vulkanik tersebut terbentuk oleh tumbukan dua lempeng besar yang dimulai sejak Jaman Eosen atau 65 juta tahun yang lalu. Lempeng ini adalah lempeng samudera India atau Lempeng Australia di barat-daya dan Lempeng Eurasia yang terletak di timur-laut (Gambar 2). Tumbukan lempeng ini membentuk suatu zone subduksi yang panjang dengan suatu rangkaian gunungapi sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara sampai ke Kepulauan Maluku. Di Sumatra mengakibatkan terbentuknya suatu patahan geser besar (transform fault) yang disebut dengan Zone Patahan Besar Sumatra ( SFZ= Sumatra Great Fault Zone). Patahan ini memiliki ukuran panjang 1700 km, tersingkap dari Teluk Lampung di bagian selatan hingga daerah Aceh di ujung utara Pulau Sumatra. Danau Toba terletak di bagian timur laut dari zone Patahan Sumatra (Gambar 3 dan Gambar 4). Sedangkan sungai Batang Toru dan Sungai Renun terletak di sepanjang patahan itu.
Dua penjelasan ilmiah yang utama mengenai sejarah geologi Danau Toba diterangkan sebagai: (a)produk satu ledakan dahsyat; atau (b)produk gabungan dari berbagai peristiwa erupsi gunungapi. Kedua hipotesis ini dibagi lagi menjadi beberapa pendapat yang lebih kecil dan penjelasan yang lebih detail. Ada perdebatan yang sengit mengenai penentuan waktu terjadinya peristiwa geologi ini, apakah kejadian itu terjadi baru-baru ini (kurang dari 75.000 tahun yang lalu) atau merupakan hasil satu rangkaian yang menyangkut proses geologi antara lain proses pembentukan kubah (up-doming), peledakan, pensesaran, sedimentasi, dan up-wrapping yang yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu. Keunikan geofisik dan Danau Toba adalah landsekap yang terbentuk dari erupsi super kuat, sehingga membentuk kaldera Danau Toba tersebut. Keunikan inilah yang menjadi dasar minat seseorang mengunjungi dan berpetualang di kawasan Danau Toba.
Gambar 3.  Kaldera Danau toba dan Pulau Samosir, di bagian timur  dari zone Patahan Besar Sumatera. (www.volcano.si.edu)
Gambar 3. Kaldera Danau toba dan Pulau Samosir, di bagian timur dari zone Patahan Besar Sumatera. (www.volcano.si.edu)
Menurut hipotesis yang dilakukan oleh van Bemmelen (1949), seorang ahli geologi dari Belanda menyimpulkan sejarah danau diawali dengan pembentukan Batak Tumor dengan bentuk oval seperti bentuk telur seluas 300 km dengan darerah 150 km, terletak di antara sungai Wampu di bagian utara dan Sungai Barumun di Selatan. Pembentukan kubah (dome) akibat suatu pengangkatan hingga 2,000 m yang ditunjukkan oleh puncak pegunungan seperti G. Sibuatan (2.457 m) di Barat Laut, G. Pangulubao (2.151 m) di timur, dan G. Surungan (2.173 m) di Tenggara, dan G. Uludarat (2.157 m) di Barat.
Van-Bemmelen (1949), mengatakan bahwa kawasan Danau Toba dikelilingi oleh kelompok batuan hasil letusan gunungapi, dan danau tersebut merupakan suatu bekas caldera volkanik yang sangat besar. Letusan abu vulkanik yang menyebabkan terbentuknya kaldera Toba, tersebar hingga wilayah Malaysia dan India, hingga jarak 3.000 km. Hal tersebut, dibuktikan dengan dijumpai abu riolit yang sama di sekitar Danau Toba dengan yang ditemukan di wilayah Malaysia dan India, bahkan di dasar lautan India Timur dan perairan Teluk Bengal.
Gambar 4. Pola patahan besar Sumatera, pola Pulau Samosir, geometri Danau Toba yang berbentuk elipsoid searah dengan memanjangnya patahan besar Sumatera (Sumatera Fault Zone : SFZ) (Knight et.al., 1986; Pdf document).
Gambar 4. Pola patahan besar Sumatera, pola Pulau Samosir, geometri Danau Toba yang berbentuk elipsoid searah dengan memanjangnya patahan besar Sumatera (Sumatera Fault Zone : SFZ) (Knight et.al., 1986; Pdf document).
Kaldera yang berukuran (30 hingga 100 km) dan mempunyai relief dengan ketinggian hingga mencapai 1.700 m. Kaldera ini dibentuk dalam beberapa periode letusan. Letusan besar terjadi 840.000, sekitar 700.000, dan 75.000 tahun yang lalu. Letusan 75.000 tahun yang lalu memproduksi endapan Toba Muda dengan kandungan tuf (abu vulkanik berukuran sangat halus) yang tinggi.
Letusan Toba, yang diperkirakan terjadi 73.000 ± 4000 tahun yang lalu, menjadi letusan terakhir dan terbaru sebagai “supervolcano”. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University menyimpulkan bahwa total jumlah material dari letusan adalah sekitar 2800 km3; dengan 800km3 ignimbrite yang mengalir di dataran dan di 2.000km3 itu jatuh sebagai abu yang diterbangkan oleh angin yang bertiup ke arah barat. Letusan yang sangat besar itu mungkin bertahan hampir dua minggu. Hanya sedikit binatang dan tumbuhan di Indonesia yang selamat, dan mungkin letusan menyebabkan suatu bagian yang luas dari kehidupan planet mati satu per satu. Ada beberapa bukti, berdasar pada mitochondrial DNA, bahwa ras manusia berkurang menjadi hanya beberapa ribu individu akibat letusan Toba. Suatu area besar yang anjlok setelah letusan akibat dimuntahkannya material letusan (material vulkanik) dalam volumen yang sangat besar dan kuat, kemudia membentuk suatu kaldera, yang terisi dengan air yang membentuk Danau Toba. Kemudian, dasar dari kaldera terangkat membentuk Samosir, suatu pulau besar di dalam danau. Pengangkatan seperti itu sering terjadi pada kaldera yang sangat besar, hal tersebut terjadi akibat tekanan keatas oleh magma. Toba merupakan caldera yang terbesar yang terbentuk di atas permukaan bumi ini (Yokohama dan Hehanusa, 1981).
Gambar 5. Peta kawasan Kaldera Danau Toba (Knight et.al.,1986), (www.volcano.md.nodak.edu.)
Gambar 5. Peta kawasan Kaldera Danau Toba (Knight et.al.,1986), (www.volcano.md.nodak.edu.)
Menurut Knight et.al. (1986), Pulau Samosir dan Semenanjung Uluan adalah bagian-bagian dari satu atau dua kubah yang terbentuk kembali. Endapan danau di Pulau Samosir menunjukkan telah terjadi pengangkatan, kurang lebih mencapai 450 m. Pusukbukit, merupakan suatu stratovolcano kecil sepanjang garis tepi barat dari kaldera Toba, terbentuk setelah letusan 75,000 tahun yang lalu (Gambar 5). Terdapat juga solfatara yang masih aktif pada sisi utara dari gunungapi.
Setelah terjadi letusan 74.000 tahun yang lalu, mulai terbentuk kubah (dome) di dalam kaldera yang luas yaitu sebagai proses pembentukan Pulau Samosir dengan ketinggian 750 m di atas muka air Danau Toba. Endapan Tuff Toba yang muda, diperkirakan memiliki volume 2.800 kilometer kubik (km3) dan meletus sekitar 74.000 tahun yang lalu. Sebagai perbandingan letusan yang terjadi di Gunungapi Yellowstone sekitar 2.2 juta tahun yang lalu, meletuskan volume piroklastik hingga 2.500 km kubik. Volume piroklastik dari letusan termuda tersebut, menjadi letusan yang paling besar dalam seperempat abad terakhir. Aliran piroklastik menutupi suatu area sedikitnya 20.000 km2. Ketebalan endapan Tuff Muda Toba yang terdapat pada dinding kaldera mencapai ketinggian 400. Pada Pulau Samosir, endapan tuff tersebut mempunyai ketebalan hingga lebih dari 600 m. Debu volkanik menutup suatu area sedikitnya 4 juta km persegi (sekitar separuh ukuran benua Amerika Serikat). Debu volkanik juga ditemukan pada cekungan di Teluk Bengal dan di India, kurang lebih 300 miles ( 500 km) dari pulau ( 1,900 miles, 3100 km dari Toba).
Keunikan geofisik dan sejarah terbentuknya kaldera Danau Toba inilah yang dapat memunculkan apresiasi geowisata bagi siapa pun yang berkunjung ke kawasan Danau Toba. Kentalnya budaya Batak yan asli di kawasan Danau Toba ini juga dapat menimbulkan apresiasi wisatawan untuk melakukan proses pembelajaran budaya masyarakat Batak terhadap kondisi geofisik Danau Toba dari waktu ke waktu.
(sumber :http://geologi.iagi.or.id/2010/04/19/keunikan-geofisik-kaldera-danau-toba-sebagai-potensi-geowisata/)


PRASARANA



1. Angkutan Darat/Land Transportation Jalan merupakan prasarana untuk menghubungkan antara suatu daerah terhadap daerah lainnya. Selain itu memperlancar dan mendorong timbulnya kegiatan perekonomian. Sebagai prasarana transportasi yang penting, dari segi kuantitas selain harus dapat menjangkau daerah yang terisolir, juga memperhatikan dari segi kualitas, yaitu keadaan/kondisi jalan serta rambu-rambu jalan. Sejalan dengan laju pembangunan jalan untuk semakin memudahkan mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Samosir pada tahun 2005 mencapai 774,48 km.
 
2. Angkutan Danau Selain keindahan Danau Toba, perairan Danau Toba juga berfungsi sebagai prasarana transportasi air yang menghubungkan antar daerah, khususnya menghubungkan antara Pulau Samosir dengan daerah Toba. Jumlah kunjungan kapal, penumpang dan barang pada angkutan danau di Kabupaten Samosir tahun 2003 dari 5 dermaga masing-masing 4.717 kunjungan kapal; 115.667 penumpang dan 578,9 ton barang. Dermaga Tomok merupakan dermaga yang paling sibuk. Jumlah kunjungan kapal, penumpang dan barang di dermaga tersebut tahun 2005 masing-masing 2.053 kunjungan kapal, 38.290 penumpang dan 46,7 ton barang.
 
3. Pariwisata Didukung oleh sumber daya alam dan keindahan Danau Toba, sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat menjadi andalan di Kabupaten Samosir dimasa mendatang. Perencanaan, pengembangan, penge-lolaan dan penyediaan sarana dan prasarana yang baik akan menjadikan Kabupaten Samosir sebagai tempat pariwisata yang indah. Jumlah hotel di Kabupaten Samosir tahun 2005 sebanyak 79 hotel, dengan 1.264 kamar dan 2.570 tempat tidur.
 
4. Pos Pelayanan pos saat ini tidak hanya melayani jasa pengiriman surat–menyurat saja, sering dengan perkembangan jaman, pelayanan jasa pos jauh lebih kompleks dengan berbagai pelayanan yang ditawarkan oleh PT. (Persero) Pos Indonesia. Untuk memperluas jangkauan pelayanan, pemerintah telah banyak membangun kantor pos baru. Jumlah kantor pos di Kabupaten Samosir tahun 2005 sebanyak 5 unit. Surat kilat (khusus dan tercatat) yang dikirim dan diterima tahun 2005 masing-masing sebanyak 21.163 dan 33.448 surat.
 
5. Pasar Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual beli barang maupun jasa. Pasar berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat dalam memasarkan hasil-hasil pertanian, perkebunan dan lain-lain. Jumlah wajib retribusi (WR)pekan/pasar di Kabupaten Samosir tahun 2003 berjumlah 3.445 WR; yang terbesar pada 7 pekan/pasar/Kecamatan. Dari 3.445 WR, 16 diantaranya merupakan WR yang menempati kios dan terletak di pekan Simanindo. Ada 217 wajib retribusi yang menempati Balairung, 257 wajib retribusi yang menyewa tanah dalam pekan, 483 wajib retribusi yang menyewa tanah diluar pekan dan sebanyak 2.443 wajib retribusi Harian undung-undung.
 
6. Pelelangan Ikan Tempat pelelangan ikan secara khusus di Kabupaten Samosir sampai saat ini belum tersedia, disebabkan hasil dari keramba apung sebagai tempat memproduksi ikan pada umumnya dipasarkan langsung ke Pekan-pekan yang ada di setiap Kecamatan dan diluar Kab. Samosir. Sedangkan para nelayan yang ada hanya terbatas untuk konsumsi keluarga.
 
7. Perbankan Perbankan berfungsi sebagai penghimpunan dan penyalur dana, memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perekonomian. Jumlah bank di Kabupaten Samosir tahun 2003 berjumlah 7 buah (baik bank kantor cabang maupun unit), terdiri dari 4 bank pemerintah, satu bank daerah dan dua bank perkreditan rakyat (BPR).
 
8. Sekolah Sarana dan prasarana pendidikan di Sekolah Taman Kanak-Kanak pada tahun 2004 sebanyak 4 unit sekolah yang dikelola swasta dengan jumlah guru sebanyak 12 orang dan 197 orang muda. Pada tingkat sekolah dasar (SD), prasaran pendidikan sampai dengan tahun 2004 berjumlah 202 unit sekolah yang terdiri dari 195 sekolah dasar negeri, dan 7 sekolah dasar swasta dengan jumlah guru 1.156 orang, dan murid 24.170 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 20 siswa, dan rasio murid terhadap sekolah 119 orang, atau rata-rata 19 siswa per kelas. Secara umum rasio guru terhadap guru tidak merata per sekolah, diaman ada unit sekolah yang gurunya hanya satu atau dua orang. Pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) prasaran pendidikan yang sudah ada pada tahun 2004 berjumlah 30 unit sekolah, dengan guru 492 orang, dan murid 10.337 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 22 siswa, dan rasio murid terhadap sekolah 350 orang. Pada tingkat Sokolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) prasaran pendidikan yang sudah ada pada tahun 2004 berjumlah 18 sekolah, dengan guru 219 orang, dan murid 2.281 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 20 siswa, dan rasio murid terhadap sekolah 338 orang.
 
9. Rumah Sakit dan Puskesmas Secara keseluruhan sarana kesehatan di Kabupaten Samosir masih dominan di kelolah pemerintah, seperti rumah sakit dan puskesmas dengan jumlah rumah sakit 1 unit, puskesmas 10 unit (Kecamatan sitio-tio tidak ada) dan 43 unit polindes yang tersebar di tiap kecamatan dan desa/kelurahan seperti pada tabel dibawah ini. Sedangkan sarana kesehatan swasta rumah sakit 1 unit dan yang terbanyak adalah 11 unit toko obat.
 
10. Perumahan Penyediaan perumahan merupakan salah satu masalah yang masih memerlukan penanganan secara serius, baik mengenai kelengkapan sarana perumahannya maupun kelengkapan fasilitas lingkungannya. Rumah yang layak sebaiknya mampu memenuhi syarat kesehatan bagi penghuninya. Demikian pula letaknya dengan fasilitas social dan fasilitas seperti : sekolah, tempat berobat, pasar dan tempat rekreasi. Dengan kondisi seperti ini, kondisi perumahan beserta lingkungannya dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui kondisi perumahan dan lingkungan di Kabupaten Samosir, maka akan disajikan table-tabel yang menggambarkan keadaan tersebut melalui data tentang keadaan dan fasilitas rumah yang ditempati maupun dimiliki seperti : luas lantai dan jenisnya, jenis dinding, atap serta fasilitas air minum, penerangan dan sanitasinya.
 
10.1 Lantai Rumah Luas lantai merupakan salah satu indicator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat karena luas lantai merupakan salah satu aspek yang dapat menggambarkan keadaan suatu tempat tinggal. Luas lantai terkait dengan tingkat penghasilan rumah tangga. Semakin tinggi pula tingkat ekonomi rumah tangga penghuni rumah tersebut. Perubahan secara relatif luas lantai rumahtangga dapat dilihat dari hasil Susenas 2003 dimana sebagian besar rumahtangga menempati rumah dengan luas lantai 20-99 m2 (98,40 persen). Dibandingkan dengan kondisi perumahan pada tahun 2002, persentase rumahtangga yang menempati luas lantai di atas 100 m2 pada tahun 2003 tidak mengalami perubahan yang signifikan, perubahan yang signifikan terjadi untuk kelompok luas lantai 20-49 m2 yakni dari 54,40 persen pada tahun 2002 menjadi 57,70 persen pada tahun 2003. Disamping luas lantai, yang perlu menjadi perhatian adalah jenis lantainya. Lantai yang sudah ditutupi dengan semen/bata, ubin/tegel, marmer, atau sejenisnya dapat dikatakan kondisinya sudah layak/sehat. Pada saat survei ini dilaksanakan sekitar 98,00 persen rumah di Kabupaten Samosir lantainya sudah tidak dari tanah lagi. Keadaan ini mengalami penurunan sedikit dibandingkan dengan tahun 2002 yang persentasenya menjadi 99,30 persen.
10.2 Penggunaan Jenis Dinding dan Atap Rumah Seperti halnya kepemilikan barang rumahtangga lainnya, penggunaan jenis dinding dan atap rumah, disamping luas dan jenis lantai tentunya, dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan pemiliknya. Pada tahun 2003 persentase rumahtangga menurut jenis dinding, terlihat bahwa di Kabupaten Samosir, kayu/papan paling banyak digunakan sebagai dinding rumah, yaitu sebesar 89,90 persen, kemudian tembok sebanyak 12,30 persen. Sedangkan kelebihan masih menggunakan bambu atau bahan lainnya untuk dinding rumahnya. Selanjutnya penggunaan seng/asbes untuk atap secara umum palin benyak digunakan rumahtanga di Kabupaten Samosir, yaitu 98,80 persen rumahtangga, meningkat dibandingkan tahun 2002 yan jumlahnya mencapai 96,30 persen. Secara ekonomi, seng/asbes memang lebih murah dibandingkan genteng, namum pemilihan seng/asbes sebagai atap di Samosir memang tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat.
10.3 Sumber Penerangan Fasilitas perumahanyang digunakan oleh rumahtangga dapat mencerminkan tingkat kesehatan rumah dan lingkungannya. Pada tahun 2003 sekitar 94,10 persen rumahtangga sudah menggunakan listrik untuk penerangan. Perlu menjadi bahan pertimbangan bagi yang berwenang dalam masalah kelistrikan untuk dapat memperluas jangkauan jarinan listriknya agar seluruh masyarakat dapat menikmatinya.
10.4 Sumber Air Minum Pemanfaatan air bersih oleh rumahtangga sebagai sumber air minum maupun untuk keperluan sehari-hari merupakan salh satu kebutuhan vital yang harus dipenuhi secara layak.kulaitas air yang digunakan terkait dengan tingkat kesehatan. Oleh sebab itu pada saat mencari tempat tinggal, biasanya yang menjadi perhatian utama adalah keadaan airnya. Dibanding dengan sumber air lainnya, air leding merupakan sumber air yang paling baik kulaitasnya. Air yang berasal dari pompa, sumur, sungai, hujan, dan sebagainya, diangap kurang baik karena kemungkinan tercemarnya relatif cukup besar. Baru sekitar 5,20 persen rumahtangga yang menggunakan air ledeng ebagi sumber air umumnya. Sumber air minum yang paling banyak adalah mata air terlindung (36,00), mata air tak terlindung (22,00 persen), lalu sumur terlindung dan lainnya (11,40). Kondisi tesebut sangat dimungkingkan mengingat kondisi geografis Kabupaten Samosir merupakan daerah perbukitan yang sulit dijangkau oleh air ledeng, dan umumnya masyarakat daerah ini masih menggunakan air sungai dan danau.
( sumber : http://www.samosirkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=143&Itemid=71&lang=id)


 Dan ini lah wisata di sekitaran danau Toba yang tidak kalah mengesankan.
 
 
Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan Danau Toba. Daerah-daerah rekreasi tersebut tersebar di berbagai wilayah Kecamatan antara lain :
 

Kecamatan Simanindo



Obyek Wisata Sejarah
Makam Raja Sidabutar, berada di Tomok, makam yang terbuat dari batu utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar pengusa kawasan Tomok pada masa itu.
Batu Parsidangan, berada di desa Siallagan adalah batu yang disusun sedemikian pada masa pemerintahan Raja Siallagan untuk tempat mengadili dan mengeksekusi para kriminal.
Museum Huta Bolon, tempat penyimpanan benda-benda kuno orang Batak
Obyek Wisata Seni dan Budaya
Pertunjukan Sigale-gale, berada di Tomok adalah kesenian rakyat berbentuk patung yang dibuat sedemikian sehingga dapat menari mengikuti irama musik tradisional gondang
Gedung Kesenian, bangunan tempat atraksi budaya dan seni, berada di Tuktuk Siadong
Obyek Wisata Alam
Batu Marhosa, berada di sigarantung, desa Parmonangan adalah fenomena alam batu benafas atau dapat menghembuskan udara
Goa Marlakkop, di desa Tanjung
Pagar Batu dan Bottean, di Lontung
Pantai Ambarita, tempat pemandian dan pemancingan
Aek Natonang, berlokasi di dsa tanjungan merupakan danau di atas danau dan direncanakan sebagai areal Hutan Wisata seluas 105 Ha.
Pulo Tao, restoran dan camping ground berada di Pantai Desa simanindo.
Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung peninsula yang strategis sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata (central tourism district), dipenuhi oleh usaha hotel dan restoran serta pelukis dan pengukir.
Bukit Beta Kite Internasional, areal khusus di Tuktuk Siadong yang telah ditabalkan oleh Gubernur Sumatera Utara Bpk. T. Rizal Nurdin pada Bulan Agustus 2004 menjadi lokasi permainan layang-layang Internasional


Kecamatan Pangururan


air-panas.jpgObyek Wisata Alam
Pemandian Air Panas, berjarak 3 KM dari Kota pangururan
Obyek Wisata Sejarah
Terusan Tano Ponggol, terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang dibuat oleh Kolonial Belanda dan sampai sekarang masih berfungsi.
Persanggarahan, bangunan peninggalan colonial Belanda yang pada saat ini digunakan sebagai kantor dan kediaman Penjabat Bupati Samosir, berada di Kota Pangururan.
Patung Liberty Malau, Sebuah Tugu peringatan perjuangan seorang  pejuang angkatan 45 dari Pulau Samosir yang membantu kemerdekaan Republik Indonesia.
Obyek Wisata Seni dan Budaya
Open Stage, bangunan panggung terbuka yang berada di tengah Kota Pangururan sebagai tempat atraksi seni dan budaya.
Komunitas Tenun Ulos Batak, kelompok masyarakat yang mengerjakan tenun tradisional ulos batak di desa Lumban Suhi-suhi berjarak + 4 Km dari Kota Pangururan.








Kecamatan Sianjur Mula Mula


Obyek Wisata Alam
Gunung Pusuk Buhit, asal mula suku Batak
Aek Boras, sumber mata air Guru Tatea Bulan
Aek Sipitu Dai, Sumber air yang dapat dialirkan menjadi tujuh saluran dan memiliki tujuh rasa serta dapat diyakini menyembuhkan berbagai penyakit.
Batu Sawan, Batu tempat air rasa jeruk purut
Pulo Tulas, Pulau kecil di tengah Danau Toba
Obyek Wisata Sejarah
Batu Parhusipan, tempat pertemuan Si Boru Pareme
Batu Pargasipan,
Batu Nanggor, Bukit martil batu tempat Seribu Raja menempa senjata
Batu Hobon, batu tempat penyimpanan barang pusaka.
Sigulatti, Tempat di pegunungan Pusuk Buhit yang diyakini asal mula orang Batak.











Kecamatan Onan Runggu


Obyek Wisata Alam
Lagundi Sitamiang, lokasi untuk perkemahan yang dilengkapi dengan pondok remaja
Tambun Surlau, tempat pemandian alam dengan air yang segar dan udara yang sejuk
Hariara Na Bolon, fenomena alam dimana bebrapa pohon beringin (hariara) menyatu membentuk pohon yang sangat besar
Pantai Bebas Sukkean, pantai dengan pasir putih yang masih alami dan telah sering dikunjungi wisatawan mancanegara untuk mandi dan berjemur.



 

Kecamatan Harian Boho

Obyek Wisata Alam
Menara Pandangan Tele, menara tmpat memandang panorama Danau Toba dari ketinggian pegunungan Tele.
Partukko Naginjang, di Desa Martahan Janji Martahan, tempat pendaratan peterbang layang
Air Terjun Sampuran Efrata Sosor Dolok, dengan tinggi 26 M dan lebar 10 M berada 3 KM dari Harian Boho
Mata Air Pohan Pokki, di Sihotang berjarak 2 KM dari Pelabuhan Sihotang
 
 
 

Kecamatan Nainggolan


Obyek Wisata Sejarah
Batu Guru, Sebuah Batu yang mempunyai tiga pondasi yang diyakini menjadi slogan orang Batak yaitu “dalihan Natolu “
Obyek Wisata Alam
Pantai maria Raja, Pantai bebas di Desa Maria Raja dengan pasir putih dan air danau yang jernih untuk pemandian dan rekreasi.







Kecamatan SiTio Tio

Obyek Wisata Sejarah
Mata Air Datu Parngongo, + 4 Km dari Dermaga Tamba adalah mata air bertuah yang dibuat oleh seorang Datu Parngongo yang terdapat di lerng bukit yang sangat curam.
Obyek Wisata Alam
Pantai bebas, Lokasi di desa Sabulan
Pemandian Boru Saruding, berada di Ranssangbosi sekitar + 35 Km dari Pangururan.



Kecamatan Ronggurnihuta

Obyek Wisata Alam
Danau Sidihoni, sebuah danau di tengah Pulau Samosir yang menjadi keunikan tersendiri dengan sebutan danau diatas danau.
Aek Liang, sebuah fenomena alam mata air di dalam goa.
Gua Sidam-dam
Batu Sidam-dam, batu hitam yang masih suci dan sacral
Obyek Wisata Sejarah
Simalinting, sebuah kubur besar


Kecamatan Palipi

Obyek Wisata Sejarah
Batu Rantai, di Kota Mogang
Piso Somalim, merupakan tempat bersejarah di Mogang
Obyek Wisata Alam
Air Panas Simbolon, kawasan berbatu belerang dimana terdapat mata air panas yang masih alami.





 ( sumber : http://www.samosirkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=153&Itemid=66&lang=id )


Dan inilah Tema KKN ku tahun 2012 Yang akan datang.
Semoga Lancar dan Berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar